Sabtu, 03 Desember 2011

Lezatnya Puding dari Pangalengan

Masih teringat dalam benak masyarakat Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ketika gempa bumi mengguncang Tasikmalaya pada akhir tahun 2009 yang berimbas pada tatanan kehidupan masyarakat di daerah itu. Relawan relawan berdatangan dari berbagai daerah untuk membantu meringankan beban yang dialami masyarakat Pangalengan. Sumbangsih tenaga dan harta disalurkan sebagai bentuk kepedulian kepada sesama. Bangunan kembali dibangun. Roda perekonomian kembali dijalankan. Dan tak lupa semangat untuk terus bertahan kembali digugah.
Sebagai bentuk kepedulian membangkitkan semangat mendidik dan membangun komunitas, relawan mahasiswa mengadakan dua acara dalam satu hari untuk kelompok guru dan kelompok pemuda yang bertajuk Trauma Healing dan seminar membangun komunitas. Yang menarik dalam acara tersebut adalah seminar membangun komunitas yang menghadirkan kang Uut selaku narasumber, pegiat dan penggerak komunitas Tegal Gundil, Bogor dari mulai nol.

Berangkat dari rasa kepedulian terhadap kondisi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang belum teroptimalkan, kang Uut mendekati para pemuda untuk berdiskusi menggali informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan mereka serta melihat celah potensi yang ada pada daerah Tegal Gundil hingga akhirnya tercipta sebuah komunitas Tegal Gundil. Komunitas ini dapat menghasilkan kegiatan kegiatan yang bermanfaat untuk daerah Tegal Gundil seperti penerbitan Koran lokal, yang memuat berita-berita khusus tentang tegal gundil, percetakan kaos I LOVE TG (Tegal Gundil), nonton bareng pertandingan bola di jalan, pemusatan lahan dagang PKL, dan perpustakaan dadakan.
Pengabdian telah dijalankan dan oleh oleh berupa pengalaman berharga pun didapatkan secara cuma-cuma. Oleh oleh tersebut salah satunya adalah ide pengadaan perpustakaan untuk masyarakat. Hal ini berangkat dari sebuah kondisi untuk pencerdasan bagi masyarakat dan membangun kedekatan antara masyarakat dengan mahasiswa. Perpustakaan ini berbeda dari perpustakaan-perpustakaan yang diadakan di bangunan yang tetap. Perpustakaan ini justru diadakan di ruang terbuka ketika masyarakat sedang berlalu lalang dengan berjalan kaki. Perpustakaan ini pun hanya diadakan pada hari Minggu. Alasan memilih waktu hari minggu dikarenakan pada hari tersebut rutin diadakan pasar kaget yang memungkinkan masyarakat berlalu lalang. Tempatnya pun dapat dikatakan masih dalam lingkungan akademis yaitu di halaman kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) yang berada di daerah Dayeuhkolot, Bandung. Area kampus IT Telkom memang sering digunakan masyarakat sekitar kampus untuk olahraga atau sekedar berlalu lalang pada hari itu. Untuk lebih menarik perhatian masyarakat dengan adanya kegiatan kami tersebut dipilihlah sebuah kata untuk nama kegiatan tersebut, yaitu “PUDING”. PUDING merupakan kependekan dari Perpustakaan Umum Dinten Minggu. Perpaduan kata dari bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Sesuai dengan namanya, PUDING diharapkan selezat kue PUDING di yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Layaknya perpustakaan, kami mencari donasi buku-buku dari mahasiswa-mahasiswi IT Telkom untuk koleksi PUDING walaupun statusnya masih “dipinjamkan”. Berbekal semangat, tenaga dari teman teman KAMMI IT Telkom, spanduk ciamik bertuliskan PUDING, buku-buku hasil donasi, alas duduk, musik DEPAPEPE dari laptop dan tak ketinggalan camdig, untuk sedikit dokumentasi, maka kami pun siap untuk mengadakan PUDING ini tiap minggunya.
Awalnya kami hanya bertugas untuk menggelar alas dan buku buku di lokasi yang strategi dilewati masyarakat saja dengan sedikit hiburan dari musik DEPAPEPE dari laptop serta menjaganya. Buku-bukunya pun kebanyakan bertemakan tentang Islam. Tak sedikit juga buku-buku yang bertemakan teknologi disediakan. Hal ini mengingat basis pengetahuan yang berada di lingkungan kampus teknologi. Namun, untuk lebih mendekatkan dengan masyarakat sekitar, maka diadakan kegiatan belajar bareng dengan anak-anak yang diselingi dengan games. Kegiatan ini tetap dilaksanakan hingga saat ini dengan personil baru dan tambahan perluasan ide awal kegiatan ini. Visi ke depan kegiatan ini adalah terciptanya kampung-kampung baca di berbagai daerah.

Muhammad Rifqi Rosyid
Mahasiswa Teknik Informatika Institut Teknologi Telkom
(Tulisan ini dikirimkan ke Danamon Corporate University untuk Danamon Youth Leaders Award 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar